WELLCOME TO MY BLOG

Selasa, 29 November 2011

Kultur Jaringan Bunga MAWAR


KULTUR JARINGAN MAWAR

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh banyak orang. Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan sedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan rusak.
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar.
Kultur jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih untuk mengatasi permasalahana diatas. Pada kultur jaringan tidak menutup kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan berjumlah banyak.

2. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan mawar

B. Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan pemanjangan sel pada jaringan tunas muda. Auksin juga berpengaruh pada pertumbuhan buah dan pembentukan akar. Dalam konsentrasi rendah, auksin merangsang pemanjangan sel.
tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi sebaliknya. ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA, IBA, 2,4 D. hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (Rahardja, 1988). Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA) (Wattimena 1992). Mawar (Rosa hybrida L.) biasa diperbanyak secara vegetatif, sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan. Perbanyakan mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi, okulasi mata tunas atau okulasi mata berkayu. Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit batang bawah mudah dikelupas. Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim, 2008). Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan), menginduksi kalus merupakan salah satu langkah penting, setelah itu diusahakan agar terjadi diferensiasi akar dan tunas. Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi berbeda–beda, tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan, metode budidaya in vitro, juga zat–zat tanaman yang di bubuhkan pada media dasar. Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya lebih menguntungkan dari pada eksplan batang. Masalah yang perlu diantipasi adalah generasi kalus menjadi planlet. Untuk mendapatkan kalus, zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan adalah 2,4–D dari golongan auksin dan BAP dari golongan sitokinin (Ibrahim et al, 2004).
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk. Nilai tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan prosentase kalus terbentuk sebesar 69,7%, yang berbeda sangat nyatadengan pemberian 0 ppm BAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi



4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan prosentase kalus tertinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase kalus.
Tetapi setelah itu, makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia, 2007).

C. Alat, Bahan Dan Cara Kerja
1. Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau pemes
2. Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96%
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3. Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama ± 4 menit, dilanjutkan dengan chlorox 5,25% (sunclin 100%) selama ± 3 menit.
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api.
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol – botol berisi eksplan di rak-rak kultur.
Menjaga suhu, kelembaban, dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus , 2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi.
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu, yang diamati :
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar, tunas, daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar, tunas dan daun.
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
-         Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir pengamatan

Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih cepat. Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat adalah 0%. Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup. Eksplan yang ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur. Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media. Sterilisasi yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan ditanam di dalam botol kultur. Pada saat eksplan akan ditanam, dilakukan sterilisasi bahan tanam dengan menggunakan alkohol 96% dan larutan Clorox 5,25%. Apabila perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan. Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri, pada kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda) muncul pada media ataupun pada bahan tanam. Sedangkan kontaminasi oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media yang merupakan kumpulan massa bakteri. Kontaminasi yang terjadi disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya kurang sempurna. Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi. Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan karena terlalu lama mengalami sterilisasi. Fungsi dari sterilisasi adalah membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning.
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk kultur jaringan, bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan paling rendah yaitu 0%. Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk ditembus oleh media, sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam 13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama. Fungsi dari BAP adalah sebagai pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemac

3 komentar: