WELLCOME TO MY BLOG

Kamis, 17 November 2011

Perkawinan Adat Melayu

Upacara Adat Perkawinan Melayu

Sebagai insan pendukung adat,tradisi dan kebudayaan masyarakat Melayu sangat mengenal prinsip tahu diri,yang artinya orang melayu senantiasa berpegang pada ungkapan "Man 'arafa nafsahu fa qod 'arafa rabbahu" bermakna siapa mengenal dirinya kenallah dia dengan Tuhannya.
             Mekanisme pengenalan diri ini diatur secara adat resam yang telah beradaptasi dalam kehidupan masyarakat melayu. Hal ini dapat kita lihat pada nilai-nilai yang terkandung dalam adat istiadat perkawinan atau pernikahan di Bengkalis Negeri Junjungan.
             Ajaran dan syariat agama Islam menjadi bagian yang paling utama termasuk pada upacara sakral helat pernikahan, sehingga disebut Adat Melayu bersendikan Syarak,  Syarak bersendikan Kitabullah. Oleh karena itu senarai pernikahan ini memaparkan susur galur adat istiadat pernikahan atau perkawinan masyarakat melayuyang mengarah kepada kepentingan upacara protokoler.


              Adapun tahapan - tahapan yang dilalui pada upacara adat pernikahan ini antara lain :

1.  Merisik

        Tahapan pertama dalam upacara adat pernikahan/perkaeinan melayu  yaitu merisik, merisik berasal dari kata bisik atau bicara pelahan yang tujuannya agar tidak diketahui orang lain, dengan merisik ini akan dapat menimbulkan perpecahan karena disebabkan aib dan malu.
         Dengan tidak diketahui sebelumnya oleh pihak keluarga perempuan, seorang perempuan tua yang telah diutuskan datang berkunjung kerumah pihak keluarga perempuan dengan maksud bersilahaturahmi. Dari perbincangan ini perempuan tua menanyakan apakah anak perawan yang berada dirumah tersebut sudah disunting orang atu belum berpunya atau sudah ada keininginan untuk berumah tangga, informasi ini kemudian disampaikan kepada pihak keluarga laki-laki. Jika merisik ini disepakati oleh kedua pihak maka perundingan dilanjutkan ketingkat berikutnya yang disebut "Meminang".

2.  Meminang

            Lanju tahapan yang kedua dalam pelaksanaan pernikahan/perkawinan adat melayu yaitu meminang.
Meminang adalah suatu pekerjaan melamar yang dilakukan secara resmi oleh pihak keluarga laki-laki terhadap seorang anak gadis atu perawan. Dengan berpakaian harian masyarakat melayu yang dikenal denagan pakaianBaju Kurung Melayu, beberapa orang tokoh adat laki-laki dan perempuan  datang berkunjung kerumah pihak perempuan untuk menyampaikan hasrat yang terkandung.

            Pada saat ini ungkapan yang dipergunakan adalah bahasa kiasan seperti ucapan terhadap seorang gadis disebut "bunga" sedang terhadap pihak laki-laki disebut "gumbang".
            Dirumah pihak perempuan telah menanti beberapa orang tua sanak keluarga laki-laki dan perempuan dengan berpakaian baju kurung melayu. Kedatangan utusan pihak keluarga laki-laki disambut dengan muka yang jernih dan dada yang lapang.

            Setelah perbincangan berselang beberapa saat petatah petitih silih brganti akhirnya kesepakatan telah didapati, maka seperangkat alat peralatan perunangan seperti sebentuk cincin emas belah rotan pun diserahkan oleh tokoh adat pihak laki-laki kepada pihak perempuan sebagai petanda anak perawannya sudah disunting orang dan mulai saat disebut masa pertunangan. Sejalan dengan adat lama masa pertunagna bagi masyarakat melayu Bengkalis diantara 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) bulan.
             selain menyerahkan sebentuk cincin emas belah rotan utusan pihak keluarga laki-laki biasanya juga menyerahkan seperangkat pakaian dan kue-mueh untuk anak perempauan yang dilamar.
             Dalam masa pertunangan banyak pantang dan larangan yang harus dijaga oleh kedua belah pihak anatara lain anak perawan maupun anak laki-laki yang dalam pertunangan tidak dibenarkan untuk bergaul secara leluasa seperti biasa.

             Kedua orang tua baik dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan saling mengawasi anak-anaknya agar tidak terjadi cacat cela. Sesuai denagn janji yang telah disepakati maka tahapan berikutnya adalah "ANTARAN BELANJA".

3. Mengantung

           Jika perbincangan kedua belah pihak telah disepakati bahwa helat pernikahan dilakukan secara "turun batu naik ikan". yakni pelaksanakan antarbelanja dengan acara akad nikah yang dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, maka segala sesuatu kelengkapan yang diperlukan untuk helat pernikahan tersebut dipersiapkan terlebih dahulu sebelum acara antar belanja dilaksanakan, seperti membuat tempat duduk para tetamu, membuat tempat meletakkan hidangan, tempat memasak makanan, dan yang paling utama adalah kegiatan menghias ruang nikah termasuk kamar peraduan calon pengantin serta membuat pentas pelaminan (peterakna). Kegiatan menghias nikah ini nsekaligus membuat pentas pelaminan, oleh masyarakat melayu Bengkalis disebut"mengantung".
           Pada kegiatan mengantung ini dilaksanakan oleh Mak Andam dan beberapa orang tua laki-laki dan perempuan yang dawali denagan tepuk tepung tawar terhadap pentas pelaminan dan ruang perpaduan, serta diakhiri pembacaan do'a dan makan bersama.
            Riuh rendah, sorak sorai, gelak tawa sanak keluarga dan kaum kerabat menyemarakkan suasana temoat perhelatan. Menurut kebiasaan, acara mengantung dilaksanakan 3 (tiga) atau 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan pesta pernikahan diadakan, dan mulai saat ini beberapa orang tua yang dipercayakan senantiasa mengawasi dan mendo'akan keselamatan agar pesta perkawinan bejalan lancar dan mendapat perlindungan dari Allah SWT.

4.   Berinai Curi ?

            Masih tentang adat istiadat pernikahan melayu Bengkalis lannjut pada langkah yang keempat mengantung, pada malam harinya menjelang tidur calon kedua mempelai ditempat atau dirumah yang berbeda oleh Mak andam dilaksanakan upacara berinai curi. Berinai curi menurut adat & resam masyarakat melayu hanya dilakukan terhadap calon mempelai yang perawan dan jejaka, dengan kata lain tidak terhadap janda dan duda.
              Sesuai dengan nama curi berarti tidak diketahui oleh orang banyak. Oleh karenanya berinai curi dilaksanakan pada tempat atau ruangan yang tertutup, sehingga pelaksanan berinai curi tidak dilihat semua orang. Disaat calon mempelai perempuan diletakkan inai oleh Mak Andam, beberapa orang tua perempuan datang berkunjung kerumah calon mempelai laki-laki dengan membawa seberkas inai disertai kue untuk diberikan kepada calon mempelai laki-laki.
               Inai adalah sejenis daun yang kemudian diolah dan digiling menjadi halus, kemudian diletakkan pada jari jemari kaki dan tangan dari kedua calon mempelai.Dari kegiatan seperti ini dapat diketahui apakah calon kedua mempelai masih gadis atau janda, jejaka atau duda.
               Inai yang diletakkan kepada kedua calon mempelai sedikit bebeda diantara calon mempelai laki-laki dengan calon mempelai perempuan. Hal ini berdasarkan kepada syariat agama Islam,dimana pengguanan perhiasan atau pakaian kaum laki-laki tidak boleh menyerupai kaum perempuan, sehingga inai yang diletakkan kepada calon mempelai laki-laki hanya beberapa jari jemari tangan dan sedikit ditelapak tangan, sedangkan terhadap calon mempelai perempuan diletakkan inai selain pada jari jemari tangan, telapak tangan dan sekeliling telapak kaki dibagian pinggir.
                Untuk menambah serinya helat pernikahan diruang yang berbeda katika Mak Andam meletakkan inai dijari mempelai perempuan, dirumah bagian tengah dipersembahkan musik tradisional melayu seperti Bardah, Rebana atau Kompang hingga larut malam.
        
                 Jari suda berinai merah, bunga ditaman sudah pun disunting, kumbang pun terbang tak hinggap kemana, untuk mencapai tujuan hidup bersama kedua calon mempelai diharuskan memasuki tahapan berikutnya yakni "Berandam".

5.  Kegiatan Menghias Diri (Berandam)

            Sebelumnya kita membahas tentang berinai curi kiat lanjut ketahap yang berikutnya ,yaitu Berandam. Berandam adalah suatu kegiatan menghias diri mempercantik wajah yang dilakukan oleh seorang Mak Andam terhadap calon mempelai perempuan. Upacara berandam tidak disaksikan oleh orang banyak, dengan kata lain hanya dihadiri sebagian kecil sanak keluargacalon mempelai perempuan yan terdiri dari kaum ibu. Sebelum mengandam dilakukan oleh Mak andam, calon mempelai perempuan ditepuk tepung tawar terlebih dahulu oleh beberapa orang perempuan yang dituakan.

            Waktu pelaksanaan berandam ini dilakukan pada pagi hari. pekerjaan berandam yakni membersihkan muka atauwajah calon mempelai perempuan denagn mencukur bulu roma yang tumbuh pada raut muka, membentuk alis dan lain sebagainya, sehingga wajah calon mempelai perempuan bertambah cantik dan berseri. Apabila upacara helat pernikahan dilaksanakan secara turun batu naik ikan dengan kata lain antar belanja, akad nikah dan berinai lebay dilaksanakan dalam waktu yang berdekatan, maka upacara berianai curi dan berandam dilaksanakan terlebih dahulu. setelah selesai berandam calon mempelai perempuan dimandikan denagn air tolak bala

6. Antar Belanja Dalam Adat Melayu Bengkalis

Antar Belanja adalah perlambangan rasa tanggung jawab dan kepedulian seorang insan laki-laki melayu terhadap seorang perempuan yang disayangi dan dicintai.

Upacara adat antar belanja ini dilaksanakan lebih semarak dari acara sebelumnya. Dimana pada saat upacra antar belanja ini disaksikan dan dihadiri emua sanak keluarga dari kedua belah pihak. Hal ini dilakukan untuk menghindari tersalah sangka seperti kata bidal orang tua-tua melayu :

    Sekuntum mawar diatas bukit
    Baunya wangi harum semerbak
    Sebelum kabar berendang kelangit
    Elok lah disaksikan orang banyak

Maka seluruh kaum kerabat, sanak keluarga dijemput untuk menyaksikan upacara adat antar belanja ini.

    Dengan berpakaian baju kurung Melayu teluk belanga, para tokoh adat, pemuka agama, alim ulama, sanak dan keluarga datang berkunjung ke rumah pihak perempuan, beberapa peralatan antaran belanja seperi uang antaran, perangkat pakaian, perangkat perhiasan, bunga rampai dan kueh mueh, Paling penting dantidak boleh ditinggalkan adalah seperangkat kebesaran adat yakni “Tepak Sirih” lengkap dengan isinya, dibawa dan diarak menuju kerumah pihak keluarga perempuan.

    Adapun tepak yang dibawa oleh pihak laki-laki sebanyak 1(satu) buah yang berisikan sirih, pinang berukir, kapur, gambir, tembakau serta sebilah kacip. Sirih yang berada didalam tepak pihak laki-laki dalam keadaan telungkup. Sedangkan tepak menanti yang berada dirumah pihak perempuan juga 1 (satu) buah yang isinya sama seperti sirih, pinang berukir, kapur , gambir, tembakau serta sebilahkancip, namun sirih yang berda didalamnya dalam keadaan telanjang.

    Dirumah keluarga perempuan, sanak keluarga, sahabat handai tokoh adat dan alim ulamatanah bersusun pepatah untuk menyambut kedatangan utusan pihak laki-laki.

    Ditengah-tengah ruangan rumah pihak keluarga perempuan telah tertata sedemikian rupa, dihias dengan tepak sirih junjung dan sirih junjung. Setibanya dihalaman rumah pihak perempuan, pembawa tepak masuk terlebih daulu, kemudian diikuti oleh pembawa peralatan yang lain.

7. Akad Nikah Dalam Adat Melayu



Upacara akad nikah disebut juga walimatul 'urusy adalah merupakan upacara religius yang melambangkan penyerahan tanggung jawab seorang ayah kepada calon menantunya yang dilakukan menurut syariat agama Islam. Upacara akad nikah selain dihadiri oleh sanak keluarga, kaum kerabat, handai taulan juga dihadiri oleh dua petugas yang disebut Tuan Qadi yang ditunjuk oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Agama untuk mencatat upacara pernikahan yang berlangsung.

Laki-laki yang diterima lamarannya disebut calon mempelai laki-laki atau raja sehari bersama rombongan tiba dirumah calon mempeai perempuan untuk melakukan ijab dan qobul. Diruangan tengah rumah mempelai perempuan, telah menanti ayah kandung mempelai perempuan yang disebut wali, 2(dua) orang saksi dan Tuan Qadi, serta sanak keluarga dan para undangan, kesemuanya berpakaian baju kurung melayu.

Upacara Ijab dan Qobul berlangsung secara khusyu' dan khidmat, diawali dengan pembacaan khutbah Nikah oleh Tuan Qadi kemudian disusuli ijab dan qobul dari seorang wali kepada calon mempelai laki-laki, dilanjutkan pembacaan Sighat Taklik oleh calon mempelai laki-laki dan penyerahan cincin mas kawin dilaksanakan oleh orang ramai.

Upacara mendapat keberkatan dan perlindungan Allah SWT upacara akad nikah diakhiri kenduri  adat, yakni doa dan makan bersama. Selesai upacara akad nikah, mempelai perempuan melanjutkan tahapan berikutya yakni upacara "Khatam alquran" dan biasaya pula  ditambah lagi dengan Pantun Akad Nikah

Akad nikah selesailah sudah, kedua mempelai secara syarak telah pun resmi sepasang suami isteri, namun adat belum membenarkan mereka untuk hidup bersama keduanya masih diharapkan melewati tahapan adat berikutnya yakni upacara "Berinai Lebai".


8. Upacara Berinai Lebai

Berinai Lebai
Upacara berinai lebai ini biasanya banyak dilakukan pada malam hari dan terbatas kepada kaum Bapak yang terdiri dari Penghulu atau Penua Adat, alim ulama, Tokoh Masyarakat, sehingga pada upacara ini kaum ibu hanya diperkenankan untuk menyaksikan saja.

Pada upacara bernai lebai ini atas kesepakatan pemuka adat dan alim ulama, maka diputusakan bahwa orang tua kandung dari kedua belah pihak tidak diperkenankan untuk melakukantepung tawar,hal ini di karenakan setiap orang tua senantiasa mendoakan keselamatan anaknya.



Selain itu pada upacara cecah inai ini akhir daripada urutan kegiatanya adalah mengankat kedua tangan sebagai isyarat menyembah raja sehari. Dengan kata lain tidaklah pantas seorang ayah mengangkat sembah kepada anaknya

Alasan lain adalah julukan atau gelar yang diberikan kepada lebai oleh masyarakat melayu Bengkalis hanyalah kepada kaupak dan tidak terhadap kaum ibu. Sebagai wujud rasa syukur masyarakat melayu Bengkalis hampir disetiap kegiatan atau upacara diakhiri dengan pembacaan doa serta makan bersama.

9.
Khatam Alquran Dalam Adat Perkawinan Melayu

Berkhatam alquran adalah sebagai suatu pertanda bagi kedua orang tua telah mendidik anak dalam mengenal Tuhanya. Oleh sebab itu kedua orang tua akan merasa aib dan malu apabila anak-anaknya sebelum memasuki masa baligh belum menamatkan pengajian Alquran. Dengan berpakaian muslimah, mempelai perempuan yang cantik dan anggun didampingi guru mengajinya serta para alim ulama memulai upacara khatam Alquran dengan membaca surat Dhuha dan diakhiri Watammat.



Upacara berkhatam Alquran pada masa sekarang ini dilakukan oleh mempelai perempuan dirumahnya. Dan setelah selesai upacara berkhatam Alquran, nasi kunyit bersama telur ayam berwarna merah yang ikut serta menyaksikan upacara berlangsung diiantarkan kerumag guru mengaji.

10.
Mengantar Hidangan Dalam Adat Perkawinan Melayu

Mengantar Hidangan
Mengantar hidangan adalah perlambangan rasa tanggung jawab seorang istri terhadap suaminya dalam mempersiapakan makan dan minum. Serombongan kaum laki-laki dan perempuan dari pihak keluarga mempelai perempuan yang berpakaian baju kurung melayu pergi berkunjung kerumah mempelai laki-laki dengan membawa juadah dan santapan siang untuk diserahkan kepada pihak keluarga mempelai laki-laki. Begitu pula sebagai ungkapan terimakasih, hidangan yang diantar dibalas dengan sepersalinan berpakaian. Sesuai beramah tamah seketika, sanak keluarga mempelai perempuan kembali kerumah mempelai perempuan

11.
Berarak Dalam Adat Perkawinan Melayu

Berarak
Setelah hidangan dinikmati, mempelai laki-laki selaku umat islam menantikan sholat zuhur untuk melakukan sholat. Selesai sholat zuhur kedua mempelai didandan serta  dipakaikan oleh juru hias dengan kebesaran adat pengantin. Pengantin laki-laki lengkap dengan keris, berbaju tenun tluk belanga beserta tanjak atau dasto dan kain pinggang, didampingi gading-gading berararak menuju kerumah mempelai perempuan. Disepenjang jalan mempelai laki-laki dijulang oleh salah seorang sanak keluarga atau kaum kerabat yang melambangkan raja sehari diiringi dengan musik tradisional Kompang.

Rombongan mempelai laki-laki kini tiba digerbang halaman rumah mempelai perempuan. Secara perlahan-lahan diturunkan dari pundak julangannya. Kedua pendekar dengan sigapnya memperagakan sifatnya untuk menghancurkan benteng yang berada dipintu gerbang rumah mempelai perempuan.Persng beras kunyit terjadi diantara yang datang dengan pihak yamg menanti. Tidak ada kalah atau menang diantara keduanya, melainkan gelak tawa sebagai luapan kegembiraan.

12.   Makan Nasi Damai Dalam Adat Perkawinan Melayu

Upacara makan nasi adab yang disebut juga makan nasi damai adalah merupakan penggambaran etika dan tata karma bagi masyarakat melayu dalam menikmati juadah. Mempelai laki-laki berdampingan dengan mempelai perempuan, duduk bersimpuh dihadapan beraneka ragam makanana dan lauk pauk yang dihidangkan untuk santapan raja sehari secara teratur dan perlahan mepelai laki-laki dan gading-gading menyuapakan makanan kemulutnya. Disini terlihat betapa setianya seorang istri mendampingi suami, begitu juga sebaliknya betapa sayangnya seorang suami terhadap isteri.

Nasi sudah sama disantap, air sudah sama diminum. Ketika petang menjelang magrib, kedua mempelai yang mendampingi saudara kandungnya dan beberapa orang sanak keluarga mempelai perempuan pergi berkunjung kerumah orang tua mempalai laki-laki unruk melaksanakan upacara menyembah mertua mepelai laki-laki.

13.  Upacara Menyembah Dalam Adat Perkawinan Melayu

Upacara menyembah mertua mempalai laki-laki perlambangan ungkapan terimakasih  dan mohon doa restu seorang anak kepada ayah dan ibunya. Seibanya dihalamn rumah mertua laki-laki, mempeali perempuan diangkat atau digendong oleh saudara kandungnya hingga kedalam rumah mertua laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa mempelai perempuan tidak hidup sendiri dan masih mempunyai saudara kandung.

Didalam rumah telah menanti ayah dan ibu dari mempelai laki-laki serta sanak keluarga. Orang yang dituakan dari keluarga mempelai laki-laki serta sanak keluarga. Orang yang ditukan dari keluargamempelai perempuan menyampaikan maksud kedatangan. Kemudian dilanjutkan upacara menyembah yakni kedua mempeali dengan duduk bersimpuh sujud menyalami kedua orang tua, pakcik makcik, abng dan kakak yang hadir pada acara tersebut. Acara menyembah diakhiri dengan doa dan menikmati juadah.

14.  Mandi Kumbo Taman Dalam Adat Pekawinan Melayu

Pada upacara mandi kumbo taman banyak makna yang terkandung didalamnya yang bertujuan membersihkan diri dari segala noda yang telah dilakukan semasa remaja. Selain itu upaya permohonan doa agar bahtera yang baru dibina kekal dan bahagia dena dikaruniakan keturunan yang soleh  dan solehah. Hal ini tercermin pada peralatan mandi kumbo taman seperti seperangkat alat tepuk tepung tawar yang terdiri dari air bedak sejuk disertai daun penepuk yakni daun setawar sedingin, ganda rusa, daun nilam yang diikat dengan daun ribu-ribu. Kemudian seberkas beretih,

Beras kuning, beras basuh, bunga rampai, air mawar, sebentuk cincin, sebutir telur ayam yang masih mentah dan sebuah batu asah. Kesemua peralatan tersebut dipergunakan pada acara acara tepuk tepung tawar yang dilakukan oleh kedua belah  pihak yang kemudian disusuli oleh seluruh sanak keluarga yang hadir.
Tepuk tepung tawar dilakukan setelah mempelai laki-laki dan sanak keluarganya berada dirumah mempelai perempuan dengan membawa peralatan mandi, seperti air didalam talang, mayang pinang, mayang kelapa, buah kelapa muda dan air tolak bala. Tepuk tepung tawar dilakukan diatas pentas peterakna antara kedua mempelai dengan penepuk tepung tawar.



15.  Berkunjung Sanak Keluarga Dalam Adat Perkawinan Melayu

Setelah mandi kumbo taman dilanjutkan lagi dengan berkunjung sanak keluarga. Pengantin baru sudah semestinta mengharapkan doa dan bimbingan dari sanak keluarga dalam menuju keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Untuk mendapat doa dan bimbingan ini, kedua mempelai diharuskan lebih banyak mengadakan pendekatan, beramah tamah dan bersilahturahmi dengan sanak keluarga daari kedua belah pihak. Oleh karena itu kedua mempelai setelah melaksanakan upacara pernikahan dikehendaki berkunjung kerumah sanak saudara, pepatah menagatakan "tak kenal maka tak sayang".
Dengan keramahan dan sopan santun yang ditunjukoleh kedua mempelai dapat dinilai dan dapat dilihat mana yang kurang akan ditambah, bila berlebih akan dikurangi. Setiap kunjungan dari rumah kerumah yang dilakukan oleh kedua mepelai senantiasa ditemani oleh satu atau dua orang perempuan yang sudah berkeluarga.
Disaat kunjunga inilah datuk, nenek, pakcik dan makcik memberikan kata-kata nasehat tunjuk ajar kepada kedua mempeali dalam mengaruni bahtera rumah tangga, terutama kewajiban terhadap Allah SWT tidak boleh diabaikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar